Tidak mudah untuk menilai apakah perilaku mengontrol berlebihan atau posesif pasangan, termasuk berbahaya atau tidak. Lagipula merupakan hal normal jika pasangan ingin selalu mengetahui keberadaan Anda.
Namun, perilaku posesif bisa jadi berbahaya jika mulai mendominasi hubungan. Dalam artikel berjudul "Signs of Abuse and Abusive Relationships" yang ditulis oleh Melinda Smith, M.A., dan Jeanne Segal, Ph.D. disebutkan bahwa seseorang yang suka menganiaya selalu memiliki taktik untuk memanipulasi Anda dengan mengerahkan kekuatan mereka.
Untuk alasan ini, penting bagi Anda mengenali perilaku orang-orang yang melewati batas. Hal ini untuk mengurangi risiko menjadi korban kekerasan dalam hubungan, bukan hanya fisik tetapi juga emosi. Berikut empat tanda seseorang memiliki sifat posesif yang berbahaya, seperti dilansir dari LiveStrong.com
1. Cemburu buta
Seseorang yang posesif seringkali merasa cemburu dengan alasan yang tidak rasional. Dalam artikel "Signs To Look For in an Abusive Personality", yang ditulis oleh mantan agen FBI, Alan C. Brantley, pasangan yang posesif cenderung selalu mengajukan pertanyaan detil pada pasangannya.
Jawaban yang menurutnya tidak memuaskan, akan dengan mudah memicu cemburu buta. Brantley juga mengingatkan bahwa kecemburuan ekstrim dapat memancing pasangan untuk mulai memata-matai Anda.
2. Menuduh
Sikap posesif seringkali membuat seseorang memberikan tuduhan tak berdasar. Bisa saja ia menuduh Anda menggoda pria lain dan melakukan perselingkuhan yang sebenarnya tak pernah terjadi.
Itu muncul karena asumsi dan ketakutannya sendiri. Ia bisa juga sangat mengontrol hal kecil, termasuk busana apa yang harus dikenakan. Jika Anda menolak, ia bisa langsung marah besar. Didorong oleh keinginan besar untuk mengontrol, seorang yang posesif ingin selalu menerapkannya dalam segala hal. Termasuk mengendalikan pikiran, pendapat dan perasaan pasangan mereka.
3. Temperamen
Ledakan kemarahan juga tanda seseorang cenderung posesif. "Jika Anda merasa seperti harus berjalan di atas kulit telur saat bersama pasangan atau sangat berhati-hati karena takut amarahnya meledak, kemungkinan hubungan sudah tidak sehat," kata Smith dan Segal.
Perilaku lain yang terkait dengan sikap temperamen dan posesif juga termasuk panggilan kasar, komentar merendahkan, ancaman kekerasan dan intimidasi. Ini merupakan upaya untuk menggertak dan mengendalikan Anda. Bahkan jika pasangan tidak secara fisik melakukan kekerasan, tujuan utamanya adalah untuk mengendalikan dan membuat Anda takut.
4. Hipersensitivitas
Orang yang posesif sangat tidak bisa mendengar kritikan. Ia akan mudah tersinggung, amarahnya pun meledak-ledak. "Sebagian besar orang yang posesif, merasa rendah diri, karena itu mudah tersinggung atau kesal," kata Brantley.
Sikap yang disebut hipersensitivitas ini, mengganggu kemampuan seseorang untuk diajak membahas isu-isu hubungan dengan tenang dan objektif.
Brantley memperingatkan bahwa sangat jarang seseorang yang berkepribadian kasar akan bertanggung jawab terhadap sebuah masalah atau situasi negatif. "Pasangan yang posesif akan mencoba mengalihkan masalah atau menyalahkan orang ke orang lain, termasuk Anda," ujar Brantley.
Namun, perilaku posesif bisa jadi berbahaya jika mulai mendominasi hubungan. Dalam artikel berjudul "Signs of Abuse and Abusive Relationships" yang ditulis oleh Melinda Smith, M.A., dan Jeanne Segal, Ph.D. disebutkan bahwa seseorang yang suka menganiaya selalu memiliki taktik untuk memanipulasi Anda dengan mengerahkan kekuatan mereka.
Untuk alasan ini, penting bagi Anda mengenali perilaku orang-orang yang melewati batas. Hal ini untuk mengurangi risiko menjadi korban kekerasan dalam hubungan, bukan hanya fisik tetapi juga emosi. Berikut empat tanda seseorang memiliki sifat posesif yang berbahaya, seperti dilansir dari LiveStrong.com
1. Cemburu buta
Seseorang yang posesif seringkali merasa cemburu dengan alasan yang tidak rasional. Dalam artikel "Signs To Look For in an Abusive Personality", yang ditulis oleh mantan agen FBI, Alan C. Brantley, pasangan yang posesif cenderung selalu mengajukan pertanyaan detil pada pasangannya.
Jawaban yang menurutnya tidak memuaskan, akan dengan mudah memicu cemburu buta. Brantley juga mengingatkan bahwa kecemburuan ekstrim dapat memancing pasangan untuk mulai memata-matai Anda.
2. Menuduh
Sikap posesif seringkali membuat seseorang memberikan tuduhan tak berdasar. Bisa saja ia menuduh Anda menggoda pria lain dan melakukan perselingkuhan yang sebenarnya tak pernah terjadi.
Itu muncul karena asumsi dan ketakutannya sendiri. Ia bisa juga sangat mengontrol hal kecil, termasuk busana apa yang harus dikenakan. Jika Anda menolak, ia bisa langsung marah besar. Didorong oleh keinginan besar untuk mengontrol, seorang yang posesif ingin selalu menerapkannya dalam segala hal. Termasuk mengendalikan pikiran, pendapat dan perasaan pasangan mereka.
3. Temperamen
Ledakan kemarahan juga tanda seseorang cenderung posesif. "Jika Anda merasa seperti harus berjalan di atas kulit telur saat bersama pasangan atau sangat berhati-hati karena takut amarahnya meledak, kemungkinan hubungan sudah tidak sehat," kata Smith dan Segal.
Perilaku lain yang terkait dengan sikap temperamen dan posesif juga termasuk panggilan kasar, komentar merendahkan, ancaman kekerasan dan intimidasi. Ini merupakan upaya untuk menggertak dan mengendalikan Anda. Bahkan jika pasangan tidak secara fisik melakukan kekerasan, tujuan utamanya adalah untuk mengendalikan dan membuat Anda takut.
4. Hipersensitivitas
Orang yang posesif sangat tidak bisa mendengar kritikan. Ia akan mudah tersinggung, amarahnya pun meledak-ledak. "Sebagian besar orang yang posesif, merasa rendah diri, karena itu mudah tersinggung atau kesal," kata Brantley.
Sikap yang disebut hipersensitivitas ini, mengganggu kemampuan seseorang untuk diajak membahas isu-isu hubungan dengan tenang dan objektif.
Brantley memperingatkan bahwa sangat jarang seseorang yang berkepribadian kasar akan bertanggung jawab terhadap sebuah masalah atau situasi negatif. "Pasangan yang posesif akan mencoba mengalihkan masalah atau menyalahkan orang ke orang lain, termasuk Anda," ujar Brantley.
0 komentar:
Posting Komentar