Berkonsultasi dengan dokter mengenai obat yang diresepkan sangat penting. Selain efek samping, ada baiknya membiasakan bertanya tentang pantangan yang harus dijalankan agar obat bekerja dengan baik dalam tubuh.
Dr Jane Alder, dosen farmakologi di University of Central Lancashire, mengatakan, mengombinasikan konsumsi obat dengan makanan tertentu bisa membuat sistem kerja obat tidak maksimal.
Bahkan, daya kerja obat bisa lenyap sehingga tubuh seolah membutuhkan dosis lebih besar yang bisa berbahaya bagi kesehatan. "Kuncinya adalah tanyakan pada dokter tentang potensi interaksi obat dengan menu sehari-hari yang Anda konsumsi," kata Alder.
Alder menjelaskan beberapa makanan yang dapat menimbulkan interaksi negatif jika dikonsumsi bersama obat, seperti dikutip dari laman Shine:
Jus Buah
Grapefruit mengandung senyawa furanokumarin yang mencegah enzim dalam usus bekerja dengan baik. Senyawa ini bertanggung jawab menjaga benda asing keluar dari tubuh kita. Ini menyebabkan lebih banyak obat yang diserap, efektif menggandakan atau bahkan tiga kali lipat dosis dalam beberapa kasus.
Selain grapefruit, jangan mengonsumsi jus jeruk bali jika tengah mengonsumsi obat antiarrhythmics untuk mengobati irama jantung yang tidak normal, antidepresan, antihistamin untuk mengobati alergi, calcium channel blocker untuk mengobati hiper-ketegangan, statin untuk menurunkan kolesterol, atau obat anti-kejang.
Makanan mengandung susu
Kalsium dalam susu mengikat makanan dengan antibiotik tetrasiklin dan minocycline. Biasanya, terdapat dalam obat untuk kondisi kulit seperti infeksi jerawat dan cystitis. Antibiotik ini bergabung dengan mineral, membentuk massa yang larut dalam usus yang tidak dapat diserap ke dalam tubuh.
Minum hanya setengah liter susu saja dapat mengurangi efektivitas antibiotik 80 persen. Kalsium juga dapat mengganggu alendronate, jenis obat osteoporosis, karena mengikat obat dan mencegah penyerapannya. Dan ingat, jangan mengonsumsi makanan mengandung susu saat mengonsumsi obat-obatan ini sebelum dua jam.
Makanan Fermentasi
Makanan Fermentasi seperti keju mengandung konsentrasi tinggi tyramine dan dapat menyebabkan 'sindrom keju'. Tyramine bereaksi dengan obat sekelas antidepresan yang disebut monoamine oxidase inhibitor, atau MAOIs. Reaksi itu dapat memicu tekanan darah tinggi pada tingkat bahaya. Selain keju, tyramine juga ditemukan dalam daging babi, pisang, ekstrak ragi, coklat dan produk kedelai.
Daging
Pasien asma harus menghindari daging panggang karena senyawa karbon di dalamnya mencegah obat asma bekerja dengan baik. Senyawa karbon juga memicu serangan asma terlepas dari obat yang dikonsumsi, dan daging sangat hangus harus dihindari.
Sayuran hijau
Sayuran hijau tinggi kandungan vitamin K yang mempromosikan pembekuan darah. Ini termasuk bayam, kubis dan teh hijau. Vitamin K juga ditemukan dalam daging merah. Ketika dikombinasikan dengan obat pengencer darah seperti Warfarin, akan menetralkan khasiat obat. Vitamin K sangat kuat, bahkan ada kasus pasien yang mengonsumsi sup kubis dengan obat tertentu, mengembangkan trombosis atau embolism paru.
Makanan berserat
Makanan tinggi serat dapat memperlambat penyerapan banyak obat termasuk digoksin, yang biasa digunakan untuk mengatur detak jantung tidak teratur, obat diabetes seperti metformin, dan statin penurun kolesterol. Makanan berserat akan mengikat obat dan mencegah penyerapan dalam tubuh. Jangan makan makanan mengandung serat dalam waktu dua jam setelah mengonsumsi obat adalah tindakan bijaksana.
Alkohol
Alkohol berinteraksi dengan banyak obat dan meningkatkan kemungkinan efek samping seperti muntah, perdarahan lambung dan tekanan darah rendah. Menggabungkan alkohol dengan antidepresan seperti fluoxetine, atau dengan obat anti-kecemasan seperti benzodiazepin, dapat mengakibatkan hilangnya rasa kantuk, bahkan kesadaran.
Multivitamin
Banyak mineral dalam konsentrasi tinggi bisa berinteraksi dengan berbagai obat. Secara khusus, magnesium, seng, besi, dan kalsium dapat mengikat obat-obatan tertentu, termasuk antibiotik, yang dapat mencegah penyerapan.
Dr Jane Alder, dosen farmakologi di University of Central Lancashire, mengatakan, mengombinasikan konsumsi obat dengan makanan tertentu bisa membuat sistem kerja obat tidak maksimal.
Bahkan, daya kerja obat bisa lenyap sehingga tubuh seolah membutuhkan dosis lebih besar yang bisa berbahaya bagi kesehatan. "Kuncinya adalah tanyakan pada dokter tentang potensi interaksi obat dengan menu sehari-hari yang Anda konsumsi," kata Alder.
Alder menjelaskan beberapa makanan yang dapat menimbulkan interaksi negatif jika dikonsumsi bersama obat, seperti dikutip dari laman Shine:
Jus Buah
Grapefruit mengandung senyawa furanokumarin yang mencegah enzim dalam usus bekerja dengan baik. Senyawa ini bertanggung jawab menjaga benda asing keluar dari tubuh kita. Ini menyebabkan lebih banyak obat yang diserap, efektif menggandakan atau bahkan tiga kali lipat dosis dalam beberapa kasus.
Selain grapefruit, jangan mengonsumsi jus jeruk bali jika tengah mengonsumsi obat antiarrhythmics untuk mengobati irama jantung yang tidak normal, antidepresan, antihistamin untuk mengobati alergi, calcium channel blocker untuk mengobati hiper-ketegangan, statin untuk menurunkan kolesterol, atau obat anti-kejang.
Makanan mengandung susu
Kalsium dalam susu mengikat makanan dengan antibiotik tetrasiklin dan minocycline. Biasanya, terdapat dalam obat untuk kondisi kulit seperti infeksi jerawat dan cystitis. Antibiotik ini bergabung dengan mineral, membentuk massa yang larut dalam usus yang tidak dapat diserap ke dalam tubuh.
Minum hanya setengah liter susu saja dapat mengurangi efektivitas antibiotik 80 persen. Kalsium juga dapat mengganggu alendronate, jenis obat osteoporosis, karena mengikat obat dan mencegah penyerapannya. Dan ingat, jangan mengonsumsi makanan mengandung susu saat mengonsumsi obat-obatan ini sebelum dua jam.
Makanan Fermentasi
Makanan Fermentasi seperti keju mengandung konsentrasi tinggi tyramine dan dapat menyebabkan 'sindrom keju'. Tyramine bereaksi dengan obat sekelas antidepresan yang disebut monoamine oxidase inhibitor, atau MAOIs. Reaksi itu dapat memicu tekanan darah tinggi pada tingkat bahaya. Selain keju, tyramine juga ditemukan dalam daging babi, pisang, ekstrak ragi, coklat dan produk kedelai.
Daging
Pasien asma harus menghindari daging panggang karena senyawa karbon di dalamnya mencegah obat asma bekerja dengan baik. Senyawa karbon juga memicu serangan asma terlepas dari obat yang dikonsumsi, dan daging sangat hangus harus dihindari.
Sayuran hijau
Sayuran hijau tinggi kandungan vitamin K yang mempromosikan pembekuan darah. Ini termasuk bayam, kubis dan teh hijau. Vitamin K juga ditemukan dalam daging merah. Ketika dikombinasikan dengan obat pengencer darah seperti Warfarin, akan menetralkan khasiat obat. Vitamin K sangat kuat, bahkan ada kasus pasien yang mengonsumsi sup kubis dengan obat tertentu, mengembangkan trombosis atau embolism paru.
Makanan berserat
Makanan tinggi serat dapat memperlambat penyerapan banyak obat termasuk digoksin, yang biasa digunakan untuk mengatur detak jantung tidak teratur, obat diabetes seperti metformin, dan statin penurun kolesterol. Makanan berserat akan mengikat obat dan mencegah penyerapan dalam tubuh. Jangan makan makanan mengandung serat dalam waktu dua jam setelah mengonsumsi obat adalah tindakan bijaksana.
Alkohol
Alkohol berinteraksi dengan banyak obat dan meningkatkan kemungkinan efek samping seperti muntah, perdarahan lambung dan tekanan darah rendah. Menggabungkan alkohol dengan antidepresan seperti fluoxetine, atau dengan obat anti-kecemasan seperti benzodiazepin, dapat mengakibatkan hilangnya rasa kantuk, bahkan kesadaran.
Multivitamin
Banyak mineral dalam konsentrasi tinggi bisa berinteraksi dengan berbagai obat. Secara khusus, magnesium, seng, besi, dan kalsium dapat mengikat obat-obatan tertentu, termasuk antibiotik, yang dapat mencegah penyerapan.
0 komentar:
Posting Komentar