Total Tayangan Halaman

Pengikut

PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS RIYA'

Senin, 13 Juni 2011


Riya merupakan penyakit kronis yang mengendap dalam jiwa seseorang yang sulit untuk dihindarkan dan dihilangkan kecuali bagi mereka yang betul-betul mengikhlaskan ibadahnya kepada Allah ‘Azza Wajalla. Penyakit ini mampu menyelusup pada semua amal perbuatan dan membatalkannya, penyakit yang sangat tersembunyi dan lebih halus dari rambatan semut serta tak seorang pun yang dapat mendeteksinya. Hal ini termasuk jebakan syetan yang paling besar dan berbahaya yang berupaya terus menerus untuk memalingkan hamba-hambanya yang mukhlisin.

Apa Itu Riya
Riya’ berasal dari kata Ru’yah (melihat), orang yang Riya’ adalah mereka yang menginginkan agar orang-orang bisa melihat apa yang dilakukannya, dan orang yang beramal kepada Allah ‘Azza Wajalla
tetapi juga diniatkan untuk selain Allah dan hari akhirat. Bahkan orang yang riya’ pun melaksanakan ibadah yang Allah perin-tahkan tapi bukan karena Allah. Penyakit ini timbul karena disebabkan beberapa hal:
1. Senang terhadap pujian dan sanjungan.
2. Menghindari akan celaan
3. Mengharapkan kedudukan di hati orang lain.
Tiga hal inilah yang memicu tumbuh suburnya penyakit ini dan menggerogoti jiwa manusia, menyerang sebelum, dan sesudah bahkan pada saat amalan tersebut dikerjakan. Dan telah disebutkan didalam Al-Quran dan Sunnah Rasullulah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tentang celaan terhadap riya’ diantaranya firman Allah ‘Azza Wajalla yang artinya :
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (yaitu) orang-orang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya’.” (QS. Al-Maa’un : 4-6)

Macam-Macam Riya’

1. Riya’ yang berasal dari badan
Memperlihatkan bentuk tubuhnya yang kurus dan pucat, serta memamerkan bekas sujud di wajah agar mereka bisa melihat bahwa dia ahli ibadah, atau dia memperlihatkan rambutnya yang acak-acakan, agar dia di-anggap terlalu sibuk dalam urusan agama sehingga merapikan rambut pun tidak sempat. Gambaran serupa ialah memperlihatkan suara yang parau, mata yang cekung dan bibir yang layu, agar orang-orang menganggap dirinya terus menerus berpuasa.
Sedangkan orang-orang yang tunduk pada dunia, mereka riya’ dengan memperlihatkan badannya yang gemuk, penampilan yang bersih, kegagahan, dan kecantikan wajah. Mereka itu semua disinyalir oleh Allah ‘Azza Wajalla
dalam Al-Quran dalam surat Al-Munafiqun ayat 4.

2. Riya’ yang berasal dari Perhiasan/ Pakaian.
Menampakkan kezuhudannya dengan memakai pakaian yang kasar lagi tipis atau memakai pakaian yang lusuh/ tambalan. Memakai pakaian khusus biar manusia memberi predikat ulama. Gambaran yang lain (riya’nya ahli dunia) ialah memperlihatkan pakaian yang mahal, tempat tinggal dan perabot-perabot yang mewah.

3. Riya’ yang berasal dari Perkataan
Memperlihatkan kedalaman ilmunya agar bisa bercakap-cakap dengan para ulama, atau mempermainkan orang-orang bodoh serta sombong dan angkuh terhadapnya, begitu pula dengan merendahkan suara dan memperhalus tatkala membaca Al-Quran Sedang di hatinya tersimpan maksud agar dikira takut kepada Allah ‘Azza Wajalla
dan lain-lainnya. Sedangkan riya’nya para pemuja dunia , mereka pura-pura fasih dalam berbicara dan lain-lain.

4. Riya’ yang berasal dari Perbuatan
Menghiasi shalatnya dengan memanjangkan bacaan saat berdiri, memanjangkan ruku’ dan sujud, menampakkan kekhusyuan dan lain-lainnya. Begitu pula riya’ dalam puasa, haji, shadaqah dll. Dan bagi pemuja dunia mereka riya’ dengan menampakkan penampilan yang berlebih-lebihan .

5. Riya’ dengan teman dan orang-orang yang berkunjung kepadanya
Dengan memamerkan kedatangan ulama, Syaikh atau ahli ibadah ke-rumahnya agar dikatakan, “Dia telah dikunjungi Fulan”, sehingga orang-orang datang ke rumahnya dan meminta barakah kepadanya atau dikatakan ia sudah banyak menimba ilmu dari mereka. Dan hal ini dilakukan untuk membanggakan diri, mencari ketenaran dan kedudukan di hati manusia.

Wahai hamba Allah inilah sederetan amalan yang sering diperlihatkan oleh pelaku riya’ yang seharusnya dihindari. Namun terkadang pula seseorang ingin menghindari penyakit riya’ akan tetapi ia justru terjatuh dalam perbuatan riya’ seperti: Seseorang meninggalkan suatu amalan karena takut dikatakan “Dia hanya ingin mencari muka”, padahal ini termasuk tipuan syaitan. Fudhail Bin Iyadh berkata : “Beramal karena manusia adalah syirik, meninggalkan amalan karena manusia adalah riya dan ikhlash adalah Allah menyelamatkanmu dari keduanya”.

0 komentar:

Posting Komentar